Ketua PROWM Juent Myhard Berharap Bisa Studi Banding ke Bali Guna Pengembangan Sektor Pariwisata di Minut

Minut125 Dilihat

Global1news.com, MINUT – Ketua Profesional Wartawan Minahasa Utara (PROWM), Juent Mongkareng sebut kerinduannya menyingkap tentang tata kelola destinasi wisata yang modernisasi dan berkemajuan yang membawa dampak positif mendongkrak ekonomi masyarakat dan juga daerah.

Tata kelola yang dia maksud bukan hanya sekedar penyajian suatu panorama alam yang menampilkan keindahan objek wisata, tapi lebih condong pada karakteristik masyarakat yang bisa menyesuaikan diri dengan beragam kebudayaan.

Menurut Juent, hal yang paling sulit adalah bagaimana kita masyarakat Minahasa Utara bisa memiliki pemahaman globalisasi seperti yang ada di Pulau Dewata, Bali.

Hal ini yang membuat aktivis lingkungan ini ingin berkunjung ke Bali.

Sebagai jurnalis yang menyampaikan sajian informasi yang mengedukasi masyarakat, dia berharap, para insan pers di Kabupaten Minahasa Utara boleh melakukan studi banding ke Bali guna mengadopsi sistem komunikasi dan juga koordinasi antara semua semua stakeholder terkait dengan kepariwisataan.

“Majunya sektor pariwisata di Bali merupakan inspirasi bagi kita semua. Tidak ada kata tidak mungkin bagi kita untuk mengikuti jejak perintisan pariwisata yang sangat maju,” ucap Juent.

Banyak kendala kata Juent, diantaranya adalah faktor kebudayaan. Namun begitu, pola paham atau asumsi masyarakat adalah faktor penentu untuk menampilkan dan mengimplementasikan suatu hal yang baru.

“Saya yakin pariwisata di Pulau Bali sebelumnya juga banyak kendala. Hal inilah yang sangat penting sekali untuk diketahui, bagaimana sampai saat ini pariwisata di Bali sudah mengglobal dengan tidak mengenal musim tertentu. Ini yang perlu kita pelajari dan kita lakukan di Minahasa Utara,” ujar Juent.

Melalui pesan jurnalis dan kewartawanan, Juent yakin sosialisasi yang baik lewat pemberitaan mampu memberikan suatu pencerahan kepada publik, seperti apa dan bagaimana cara kita menyikapi dan mengembangkan potensi objek wisata yang didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.

Terobosan seperti ini tentunya membutuhkan kerjasama dengan Pemkab Minut.

“Sangat diperlukan kolaborasi dengan pihak Pemkab sehingga implementasi studi banding bisa terwujud tanpa menyepelekan budaya kearifan lokal yang ada. Disitu sisi, pemberdayaan sektor ekonomi sudah jelas akan sejalan dengan kepariwisataan,” Tandasnya, sembari berkata bahwa kepedulian Pemkab Minut dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk boleh mengakses studi banding insan pers ke Pulau Dewata.

Senada dikatakan salah satu wartawan senior Haryadi Laode, sisi kewartawanan diyakininya mampu mengedukasi masyarakat melalui pemberitaan. Tapi bagaimana terkait dengan pengembangan pariwisata, sangat perlu untuk belajar dan mempelajari apa yang sudah dan sedang terjadi di Bali yang kemajuan wisatanya seakan-akan tiada tandingnya.

“Perlu sekali bagi kalangan wartawan untuk melakukan pemberitaan yang mengedukasi masyarakat tentang bagaimana dan apa dampak majunya pariwisata bagi masyarakat itu sendiri. Dari hal inilah dipandang perlu untuk mengadopsi tatakelola pariwisata di Bali termasuk juga sosialisasi seperti apa yang bisa disampaikan ke masyarakat,” tutur Haryadi. (***)