Dinas Pariwisata Minut Gelar Dialog Budaya SUMENGOR Bersama Lansia PNNT

Minut1077 Dilihat

Global1news.com, MINUT – Dinas Pariwisata Minahasa Utara (Minut) menggelar Dialog Budaya SUMENGOR bersama para lansia dari Paimpuluan Nuwu ne Tonsea (PNNT), bertempat di Casa de Fada, Desa Warukapas, Kecamatan Dimembe, Minut, Kamis (15/05/2025).

Maksud dan tujuan Dialog Budaya SUMENGOR adalah untuk mempromosikan dan mengembangkan potensi budaya daerah yang ada di Minahasa Utara.

Sambutan Bupati Minut Joune Ganda yang diwakili oleh Kadis Pariwisata Femmy Pangkerego menyampaikan, salut dan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatanini dalam rangka mendukung wahana pelestarian, dan pengembangankebudayaan bangsa dan daerah kita Minahasa, khususnya Minahasa Utara.

“Ditengah kemajuan ilmu, pengetahuan dan teknologi informasi, saya mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemangku kebijakan, untuk terus menjaga dan melestarikan budaya adat masyarakat,” ucap Femmy Pangkerego membacakan sambutan Bupati.

“Dialog Kebudayaan ini, menjadi momentum untuk memelihara atau mengembangkan nilai-nilai tradisi daerah yang merupakan jati diri, dan sebagai lambang kebanggaan masyarakat daerah yang multikultural,” lanjut Femmy Pangkerego.

Dialog Budaya SUMENGOR yang dalam bahasa Tonsea berarti “Ba uap” atau “Ba asap, merupakan tradisi dari daerah Tonsea, seperti ba kure atau ba kera, yang dilakukan kepada perempuan setelah melahirkan.

Kepala Balai Pelestarian Wilayah XVII Sri Sugiharta dalam sambutannya mengatakan, pelestarian kebudayaan merupakan tugas yang penting dan harus dilakukan bersama, bagaimana kita bisa menjaga serta melestarikannya.

“Acara dialog budaya ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya yang ada, tetapi juga sebagai momen untuk berbagi pencerahan dan pemahaman,” ujar Sugiharta.Diinformasikan Sugiharta bahwa Kementerian Kebudayaan mempunyai program fasilitasi pemajuan kebudayaan dalam bentuk bantuan dana yang dikenal dengan nama Dana Indonesiana.

Program ini dapat diakses oleh semua pelaku kebudayaan di Indonesia dan organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang kebudayaan.

Dalam kesempatan tersebut juga dipertunjukkan bagaimana ba kera secara tradisional dan secara modern.

Elisabeth Lalita seorang pakar kebidanan memperkenalkan sebuah alat steambath yang berhubungan dengan budaya SUMENGOR, namun dilakukan dengan cara modern dan tetap menggunakan bahan-bahan herbal seperti daun turi dan cengkih.

Benny Pinontoan selaku narasumber juga berdialog dengan para lansia dan melakukan tanya jawab terkait budaya, terutama ba kure atau ba kera yang memiliki banyak manfaat bagi perempuan setelah melahirkan, maupun pada orang yang ingin menjaga kesehatan.

Acara berlangsung dengan meriah diselingi canda tawa dan diakhiri dengan penyerahan sertifikat bagi peserta dialog.

Terpisah, Sekretaris Umum (Sekum) Paimpuluan Nuwu ne Tonsea (PNNT) Maxi Pinontoan menyampaikan kepada sejumlah media, kegiatan seperti ini sudah jarang ada, makanya kami berusaha mengangkat kembali.

Maxi Pinontoan berharap pemerintah memperhatikan adat istiadat dan budaya, khususnya di Tanah Tonsea, karena hal ini perlu dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah dan dinas terkait, untuk memastikan pelestarian budaya tradisional.

(Ekin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *